Mahfud Mengaku Sedih Luthfi Hasan Ditangkap KPK
Unknown
17.47
0
Penangkapan ini jangan sampai lunturkan PKS sebagai partai bersih |
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, mengaku sedih saat mengetahui kabar penangkapan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia dicurigai terlibat kasus suap impor daging.
Bagi Mahfud, PKS adalah salah satu partai politik di Indonesia yang relatif bersih atau sedikitnya dikenal bersih dari korupsi. Namun, kabar penangkapan pucuk pimpinan partai itu seolah menghancurkan seluruh citra baik partai tersebut.
"PKS yang sampai hari kemarin masih dikenal sebagai partai putih --meski isunya sudah lama, tapi kita masih menganggapnya putih-- tapi ini langsung masuk ke jantungnya, langsung ketua umumnya," kata Mahfud kepada VIVAnews, Kamis sore, 31 Januari 2013.
Mahfud mengakui kredibilitas dan integritas KPK dalam pemberantasan korupsi. Penindakan-penindakan yang dilakukan lembaga itu selama ini hampir tidak pernah meleset. Sebab, begitu seseorang sudah ditetapkan sebagai tersangka, KPK pasti sudah menyiapak cukup bukti, bahkan berlebih.
"Saya berpikir: wah, berat juga kalau begini. Saya sedih mendengarnya," kata Mahfud lagi.
Penindakan yang dilakukan KPK kepada mantan Presiden PKS, menurut Mahfud, tidak dapat dianggap main-main. "Saya kenal orang KPK itu tidak main-main kalau menetapkan orang sebagai tersangka. Pasti buktinya sudah cukup. Sembilan puluh sembilan persen tidak bisa dibantah. Semakin dibantah, semakin dibuka semua, dan akan semakin malu," katanya.
Mantan politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu mengakui organisasi PKS sangat rapi, kadernya disiplin tinggi, jauh dari kasus-kasus korupsi. Atas alasan itu pula Mahfud berniat mempromosikan PKS sebagai partai politik yang bersih dan berintegritas.
"Sebenarnya saya ingin berkampanye di luar negeri, 'Kami punya partai bagus.' Saya selalu mengatakan, PKS itu bagus, lho. Organisasinya bagus, pengikutnya selalu linear dengan pimpinannya, dan bersih; (hampir) tidak ada kasus korupsi.
Tiba-tiba ini langsung ketua umumnya yang kena," tutur Menteri Pertahanan di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid itu. (ren)
Tidak ada komentar